Inflasi Mei 2024 Turun 0,03%, Ini Beberapa Penyebabnya

Inflasi Mei 2024 mengalami penurunan, dari angka 3% menjadi 2,8% (yoy). Walaupun tidak terlalu signifikan, presentasi tersebut wajib untuk diapresiasi sebagai upaya pengendalian yang dilakukan pemerintah dan BI.

Dengan kondisi seperti ini, Bank Indonesia percaya bahwa tahun ini atau setidaknya sampai 2025 nanti. Keadaan tersebut dapat tercapai lagi. Bahkan mampu menembus angka 2,5% sesuai target.

Penyebab Inflasi Mei 2024 Menurun

Inflasi Mei 2024 mengalami penurunan hal tersebut memang wajar, karena beberapa komoditi pokok baik pangan atau non mengalami penurunan walau sedikit.

Menurut catatan dari BPS, deflasi ini menjadi yang pertama sejak Agustus tahun 2023. Kondisi tersebut memang mempunyai banyak faktor, mulai dari penurunan permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa.

Bulan April menjadi paling sibuk bagi sebagian besar masyarakat Indonesia karena momen idul fitri. Bukan hanya umat muslim, non juga ikut dalam euforia saling memaafkan serta mudik tersebut.

Tidak heran bila permintaan sangat banyak dan sulit untuk untuk memenuhinya. Hal itu wajar saja karena masyarakat menyambut anggota keluarga dan tamu ke rumah, sehingga membutuhkan begitu banyak bahan.

Inflasi Mei 2024 mengalami penurunan bukan hanya tentang permintaan produk sekaligus jasa saja. Masih ada penyebab lainnya, berikut akan kami bahas secara singkat penyebab terjadinya deflasi.

1. Pengendalian Pangan

Makanan memang menjadi faktor utama sebuah negara mengalami inflasi. Ketika harganya melambung tinggi, pasti angkanya cukup besar, keadaan itu juga dialami pemerintah pada bulan Maret dan April.

Momen Ramadhan sampai Lebaran menjadi faktor yang sulit terhindarkan. Seperti diketahui juga, pada bulan itu beras dan gula melambung sangat tinggi, kondisi itu membuat pemerintah bergerak cepat.

Turunnya inflasi Mei 2024 ini dapat terjadi akibat pengendalian pangan sangat bagus. Pemerintah bergerak cepat untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat, terutama soal cadangan hingga pendistribusian hingga ke pelosok.

Selain itu, pengawasan soal harga sampai patroli langsung ke bawah merupakan langkah paling tepat. Kenaikan harga sebuah produk memang tidak dapat menyalahkan jumlah dipasaran, apakah terpenuhi atau tidak.

Tetapi, permainan dari berbagai macam oknum, mereka sengaja menimbun hingga angkanya tinggi. Kemudian, menjualnya untuk mendapatkan keuntungan, menariknya semua ini dapat teratasi, sehingga perlahan angkanya mulai turun.

2. Harga Pangan Mulai Kembali Normal

Inflasi Mei 2024 bisa menjadi 2,8% akibat harga pangan sendiri yang perlahan mulai menunjukkan kewajaran. Sebagai contoh saat Anda ingin membeli beras, bulan Maret dan April terlihat 15 ribu.

Tetapi sekarang mulai menyentuh angka 13 ribu, walau masih cukup mahal karena sebelum naik tajam, berada di titik 10 ribu, namun sudah membuat masyarakat mampu memakluminya, sehingga mampu kembali.

Selanjutnya ada ayam dan cabai rawit. Dua komoditi ini selalu menjadi pilihan orang Indonesia, karena sebagian besar masyarakat menyukai cita rasa pedas dengan lauk ayam, harganya menunjukkan penurunan.

Kondisi tersebut membuat kondisi inflasi Mei 2024 dapat menurun walau tidak terlalu banyak. Namun situasi ini bisa menjadi salah satu titik awal serta keyakinan bahwa bulan depan akan terjadi deflasi

3. Kebijakan yang Terukur

Bank Indonesia juga menjadi salah satu lembaga yang bertanggung jawab ketika inflasi ini meroket tajam. Mereka pasti akan mengeluarkan kebijakan, menariknya kali ini apa yang dilakukan tepat.

Salah satunya adalah ekspansif tetapi sangat terukur, salah satunya dengan menurunkan suku bunga acuan. Kalau sudah seperti ini, penyaluran kredit menjadi lebih lancar karena angkanya sendiri tergolong murah.

Dengan lancarnya sistem perkreditan tersebut membuat masyarakat dapat memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhannya. Kelancaran ekonomi masyarakat memang berdampak langsung pada angka yang didapatkan di bulan berikutnya.

Inflasi Mei 2024 mampu turun akibat kebijakan BI dalam melakukan operasi moneter. Misalnya saja melakukan intervensi terhadap valas, sehingga kondisi rupiah masih tetap aman walau menunjukan kelemahan.

Menjaga kestabilan rupiah ini memang sangat penting dan tidak mudah, sangat penting dilakukan agar daya beli tetap terjaga. Selain itu mendorong investor agar bersedia menanamkan modalnya di Indonesia.

Kondisi tersebut semakin mengokohkan rupiah dan bisa jadi, keinginan masyarakat untuk berbelanja terutama produk dalam negeri akan semakin kuat. Inilah upaya yang sedang diusahakan untuk kedepannya.

4. Tarif Mulai Normal

Ketika momen Ramadhan dan Idul Fitri, banyak layanan transportasi akan menaikkan harganya menjadi tarif batas atas. Kondisi ini juga memicu terjadinya inflasi. yang berpengaruh kepada indeks harga konsumen.

Saat angkanya melejit tinggi, biasanya orang-orang akan berpikir dua kali untuk membeli. Situasi ini membuat daya belinya semakin berkurang, pembatalan perjalanan sehingga dampaknya ke pariwisata secara meluas.

Jadi saat berbicara masalah wisata, bukan hanya soal lokasinya saja. Tetapi sekarang sudah tentang kuliner, oleh-oleh, dan pertunjukan, yang mungkin akan menurun permintaannya, sehingga kondisinya menjadi kurang nyaman.

Memang harga pada sebuah alat transportasi sangat penting akibat dampak setelahnya. Ketika masuk mei, agenda liburan masih ada tetapi masih tarif normal, masyarakat tetap berjalan seperti rencana.

Harus diakui kabar deflasi memang sangat bagus dan wajib diapresiasi. tetapi, bukan berarti harus euforia karena inflasi Mei 2024 secara inti masih menunjukkan kenaikan dan itu tetap harus waspada.